Zever blog-- Sungguh tragis nasib Jaycee Lee Dugard. Kala itu, 10 Juni 1991, saat berusia 11 tahun, ia diculik saat sedang menunggu bus sekolah. Setelah itu, hidupnya bagai neraka. Ia disekap di gedung tua di belakang rumah dan dipaksa menuruti nafsu bejat pelaku. Selama 18 tahun.
Ketika bebas dari cengkeraman penculik itu, Dugard sudah berusia 29 tahun. Selama disekap, ia melahirkan dua anak, yang kini berusia 13 dan 16 tahun.
Polisi pun menciduk pelaku yang ternyata pasangan Phillip Garrido dan istrinya, Nancy. Dalam persidangan pelaku, Dugard menolak datang, kesaksiannya dibacakan dengan penuh linangan air mata oleh ibunya, Terry Probyn.
"Aku memillih untuk tidak datang hari ini karena aku menolak untuk membuang waktuku, sedetik pun, ke depan Anda," kata Dugard pada pelaku, seperti dimuat Telegraph, 3 Juni 2011. "Apa yang kamu telah lakukan pada saya sangat salah, aku harap suatu hari kau akan melihatnya."
"Aku membenci setiap detik dan setiap hari selama 18 tahun itu. Kau telah mencuri hidupku dan keluargaku."
Duggard yang kini berusia 31 tahun mengatakan ia baik-baik saja dan berkata pada Phillip Garrido, "kamu tak berarti apa-apa lagi."
Hakim menghukum Garrido yang berusia 60 tahun dengan hukuman maksimal, 431 tahun. Menyebut apa yang ia lakukan sungguh bejat dan tercela.
Garrido yang pada 1976 mendapatkan pembebasan bersyarat dalam kasus pemerkosaan, mengaku bersalah atas tindakan penculikan, 13 tuduhan penyerangan seksual -- termasuk enam tuduhan perkosaan dan tujuh tuduhan melakukan tindakan cabul yang direkam di video. Sementara istrinya dihukum 36 tahun karena mengaku bersalah untuk penculikan dan pemerkosaan.
Dalam pernyataannya, Dugard juga menyebut Nancy Garrido sebagai penjahat. "Tak ada Tuhan di alam semesta yang akan memaafkan tindakan Anda."
Zever blog-- Kontroversi terus mewarnai kematian buron teroris nomor wahid, Osama Bin Laden di tangan pasukan elit Amerika Serikat, US Navy SEAL, Minggu 1 Mei 2011 lalu.
Tak hanya mengapa ia ditembak alih-alih ditangkap hidup-hidup dan diadili, juga mengapa jasadnya dilempar ke Laut Arab, kini muncul kontroversi baru: soal peluru.
Sebuah perusahaan bernama Silver Bullet Gun Oil, dalam situsnya mengaku, menjual minyak senjata yang mengandung 13 persen lemak babi cair. Sehingga, produk ini "efektif untuk melawan teroris Islam dengan kekuatan berlapis."
Dalam situsnya, perusahaan tersebut menjelaskan, bagaimana minyak babi akan berpindah ke obyek yang terkena serangan peluru. "Ini akan membuat teroris ditolak masuk surga," klaim perusahaan itu, seperti dimuat Daily Mail 3 Juni 2011.
Minyak tersebut dibanderol dengan harga US$8,95 untuk 4oz, mengklaim akan membuat para teroris makin ketakutan.
Mereka juga mengklaim, salah satu pelangannya adalah mliter AS. "Ribuan botol Silver Bullet Gun Oil telah didistribusikan sejak Juli 2004 lalu ke seluruh anggota di semua cabang militer AS."
Dalam promosinya di situs YouTube, perusahaan ini menggunakan foto Bin Laden, lengkap dengan tulisan, 'Tewas menggunakan senjata yang memakai Silver Bullet Gun Oil'.
Dalam situsnya, perusahaan tersebut menuliskan, produk tersebut hanya digunakan untuk teroris muslim bersenjata. "Kami tidak mendukung diskriminasi terhadap ras atau agama, hanya teroris," umbar mereka ,
Dikonfirmasi, seorang juru bicara bagian pengadaan Angkatan Darat AS mengatakan kepada Southern Pverty Law Center's Hatewatch -- LSM yang memantau fanatisme di online -- bahwa mereka tidak mengenal nama Silver Bullet. Meski,ia mengakui bahwa seorang tentara angkatan laut atau lainnya bisa membeli minyak sendiri dan menggunakannya di medan perang.
Untuk diketahui, dalam aturan Islam, konsumsi daging babi dilarang, tetapi Al Quran juga menyatakan bahwa jika seseorang dipaksa untuk mengkonsumsi daging maka mereka tidak bersalah.