Para pelaku pemerkosaan
Warga Jalan dr Wahidin Kecamatan Bugul Kidul ini diperkosa dua kelompok anak dibawah umur di tempat berbeda. Ironisnya, perbuatan keji ini dialami hanya berselang sekira dua jam dari kejadian pertama.
Saat Bunga dipulangkan oleh pelaku pertama, di tengah jalan dia dibujuk seseorang yang menawarkan bantuan. Setelah dijejali sebuah pil, dia digilir empat anak muda di rumah pelaku.
"Peristiwa ini menjadi keprihatinan kami. Tindak kriminal yang dilakukan anak dibawah umur justru semakin meningkat. Faktor penyebabnya adalah mudahnya mendapatkan informasi tehnologi yang disalahgunakan," kata Kasat Reskrim AKP Ponasit mendampingi Kapolresta Pasuruan AKBP Agung Yudha.
Peristiwa itu bermula ketika Bunga dijemput Doni (14), warga Desa Botohanm Kraton Kabupaten Pasuruan, seorang pelajar SMP yang baru dikenalnya. Saat melintas di areal perkebunan tebu, pasangan dibawah umur ini dicegat seseorang yang tidak dikenal. Mereka dituduh telah melakukan perubatan mesum. Sebagai kompensasinya, Bunga dipaksa melayani Mr X tersebut.
Beruntung, Mr X yang sudah melakukan percobaan pemerkosaan ini batal dilakukan. Karena Mr X yang sudah ngebet justru mengalami ejakulasi dini. Doni yang sedari awal hanya melongo melihat kelakuan Mr X, akhirnya melampiaskan juga nafsunya kepada Bunga di tempat yang tidak jauh. Setelah puas, dia menelantarkan Bunga untuk pulang ke rumahnya sendiri dengan memberi imbalan Rp10.000.
Saat dalam perjalanan pulang, Bunga bertemu dengan Basid, warga Tembokrejo Kota Pasuruan. Berdalih menawarkan pertolongan, dia mengajak Bunga ke rumah temannya di Blandongan, Lukman (17), pelajar SMA. Di tempat tersebut sudah ada dua orang lain yakni Kilmi Muzayin (18), pelajar SMK dan Mukibi (20) seorang pengangguran.
Karena rumah pelaku sedang kosong, kawanan pelajar ini membujuk Bunga dengan memberikan sebuah pil penenang. Beberapa saat kemudian, empat anak muda ini bergantian memperkosa Bunga. Setelah siuman, Bunga diantarkan pulang ke rumahnya.
Terkuaknya tindakan bejat ini setelah orangtua Bunga melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pasuruan. Dari lima tersangka, empat orang di antaranya berhasil ditangkap petugas. Sedangkan tersangka Basyid hingga saat ini masih dalam pengejaran petugas.
Dalam foto tersebut terlihat perempuan bugil berada di pintu masuk kampus yang berada di Jalan Siwalankerto. Nampak pula dalam foto tersebut, sejumlah petugas sedang menghampiri perempuan yang diduga stres tersebut.
Terlihat satpam sedang mencoba menutupi tubuh mahasiswi ini dengan kain seadanya. Ternyata, perempuan ini malah kabur ke jalan. Terlihat di foto yang diambil dari jauh.
Nampaknya, dua foto ini diambil dari dalam mobil. Di foto jarak jauh itu, terlihat perempuan ini diseret oleh seorang pria menggunakan helm dan berdiri di bawah rambu-rambu lalu lintas. Hingga saat ini belum jelas siapa perempuan yang nekat membuat heboh di kawasan tersebut.
Humas UK Petra Ajeng Dyah Puspita Sari belum bisa memberikan konfirmasi terkait kejadian tersebut. "Kami belum bisa memberikan statement soal hal itu. Identitas yang bersangkutan belum bisa kami informasikan karena dia sedang ditangani oleh pusat konseling,"
Sementara itu di BBM juga beredar informasi, perempuan bugil tersebut adalah FDS, Mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra angkatan 2010.
Dia stres ada dua versi. Pertama, dia tak sanggup dengan beban tugas yang diterima saat kuliah. Selain itu, perempuan berkulit putih ini memergoki pacarnya sedang bermesraan dengan mahasiswi di kampus yang sama.
tsunami yang menghantam Tokyo (Foto: Reuters)
Korban tewas termasuk seorang kakek berusia 67 tahun yang tertimpa reruntuhan tembok rumah. Korban lainnya adalah seorang wanita tua yang tewas tertimpa atap. Keduanya berada di wilayah Tokyo. Demikian dilansir dari AFP, Jumat (11/3/2011).
Tiga korban lainnya tewas akibat tertimpa reruntuhan rumahnya. Korban berada di Prefektur Ibaraki, tenggara Tokyo.
Kantor Kepolisian Nasional Jepang yang bertugas mendata dampak bencana alam tidak dapat segera memberikan jumlah pasti korban tewas.
"Kerusakan sangat besar jadi butuh lebih banyak waktu bagi kami untuk mengumpulkan data,” ujar petugas kepolisian.